SELAMA PANDEMI NILAI SEKOLAH MEMBUNUH KREATIVITAS INDIVIDU
SELAMA PANDEMI NILAI SEKOLAH MEMBUNUH KREATIVITAS INDIVIDU
(Oleh Kathrin Shakira)
Pandemi dapat berdampak pada sektor
pendidikan yang masih saja kita rasakan saat ini, dimana pendidikan berlangsung
dengan mewajibkan peserta didik melakukan pembelajaran secara daring. Dalam
pembelajaran daring seperti ini menimbulkan efek yang ekstrem menurut saya.
tuntutan dalam pembelajaran sangat banyak, tugas menumpuk serta tidak adanya
ruang terbuka untuk berkeluh kesah dalam sebuah pendidikan. Pendidikan yang
seharusnya menjadi tempat kita untuk bebas berekspresi dalam berbagai macam
bakat yang kita punya, malah tidak ditingkatkan oleh sebuah kata ‘pendidikan’.
Sistem pendidikan memegang kunci yang sangat penting bagi tatanan sosial dalam
masyarakat, yang seharusnya dapat membantu lebih mendalam dalam membangun
karakter murid. Peran yang ada dalam sekolah tidak hanya transfer pengetahuan
serta hanya sekedar ‘nilai’ semata kepada murid yang menimbulkan banyak dampak
negatif bagi kehidupan, tetapi peran sekolah cukup luas yaitu
menginternalisasikan sampai kepada sebuah kepribadian murid yang dapat
menghasilkan orang yang terdidik. Orang terdidik yang tidak hanya punya
kepintaran saja tetapi perilaku yang dapat sesuai oleh lingkungan kehidupan
sosial yang memenuhi harapan. Nilai sekolah merupakan sebuah hal penting dalam
sebuah kelulusan untuk ke jenjang selanjutnya. Padahal yang kita tahu bahwa
nilai tersebut tidak dapat mencerminkan bahwa orang itu bakal sukses atau bisa
terpandang oleh orang lain. Menurut saya pun, sebuah nilai tidak membuat
kemajuan yang signifikan yang dapat dirasakan oleh seseorang, dan hanya sesaat
saja setelah mendapatkan nilai yang ditimbulkan apa? Senang, sedih, atau malah
ah elah malah Cuma segitu doang nih dapetnya. Bukan, bukan seperti itu dalam
menanggapi nilai yang disekolah kita dapatkan. Sebuah nilai memang merupakan
sebuah rekor penting dalam pendidikan, tetapi kita harus tahu bahwa sebuah
pendidikan tidak melulu soal nilai. Pendidikan dapat berjalan ketika semua
instrumen dapat diaplikasikan dengan baik.
Dalam sebuah pendidikan mempunyai
berbagai macam kurikulum seperti halnya kurikulum formal dan kurikulum
informal. Adanya sebuah kurikulum ini membuat batasan antara hal akademik serta
kreativitas individu. Kurikulum saling berkaitan dengan sebuah nilai yang
tersembunyi yang dapat membuat karakteristik individu terbatas. Peraturan demi
peraturan dalam sekolah selama masa pandemi membuat murid tidak menjadi leluasa
untuk berkomunikasi dengan pihak guru yang berkaitan. Ini hal yang sangat
serius jika dikaitkan dengan pendidikan karakter. Dimana individu seharusnya
dididik untuk menjadi seseorang yang mempunyai kecakapan dan tanggung jawab
serta adanya sebuah komitmen yang diperlukan untuk bekal sukses menghadapi masa
depan. Nilai dapat membunuh kreativitas ini menjadi sangat kompleks ketika kita
menjalani pendidikan dengan sama rata tidak ada perbedaan kualitas
pembelajaran. Adanya mata pelajaran yang sama serta pola struktur pembelajaran
yang sedemikian rupa sama serta nilai yang dapat diperoleh tidak jujur membuat
suatu pelajaran yang masuk akal ketika seseorang bilang ‘Nilai tidak menentukan
kesuksesan masa depan, nilai hanya sebuah angka yang jika kita tidak bergerak
di dunia lain selain sekolah maka kita akan tertinggal dalam kesuksesan’.
That's simple. Nilai tolak ukur yang menghasilkan karakteristik individu rendah
ini dapat menghilangkan kepercayaan diri dalam sosial human. Dimana masyarakat
dapat menjadi tempat untuk menghilangkan kepercayaan diri seorang murid ketika
mendapatkan nilai rendah. Pendidikan formal tidak mengajarkan kita caranya
untuk bersosialisasi dalam lingkungan sekitar,menari, menyanyi dan kebutuhan
otak kanan kita tidak terpenuhi dalam dunia pendidikan. Adanya batasan ini itu
tidak boleh di sekolah, membuat individu mundur dalam hal kreativitas. Apalagi
jika pandemi seperti ini, tenaga kerja guru hanya memberikan sebuah
materi-tugas-ujian-hasil. Ia tidak memberikan waktu untuk bisa memberikan
nasehat kepada muridnya karena terbatasnya peraturan. Dimana biasanya kita
dapat memperoleh hal kreativitas kita dengan mengikuti ekstrakulikuler setelah
sekolah dan mempunyai waktu untuk berorganisasi, tetapi saat ini terbatas
melakukan hal saat daring seperti ini, adanya batasan aplikasi zoom serta kuota yang
tidak mencukupi ketika membahas serta bersosialisasi setelah melaksanakan tugas
yang begitu banyak dan materi yang tidak begitu mengerti dalam pembelajaran
daring seperti ini.
Pada saat pandemi Covid-19 seharusnya
pihak sekolah dapat menjadi wadah untuk bersosialisasi dan menukarkan ide-ide
menarik tanpa memberikan tugas yang banyak yang dapat membunuh kreativitas. Nilai Pelajaran yang kita dapatkan di sekolah tidak menjamin sebuah kesuksesan
masa depan, malah bahwa pendidikan di sekolah selama masa pandemi membuat
kesehatan mental terganggu. Pentingnya menjaga kesehatan mental, merupakan
sebuah hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu untuk pihak sekolah dan
keluarga yang bersangkutan di rumah. Jahatnya sebuah pendidikan di Indonesia
ini bisa membuat siswanya tidak bisa membedakan dirinya ini berbeda dari orang
lain. Hal ini yang merupakan poin utama, bahwa peran utama sangat dibutuhkan
dalam mendidik di rumah. Jika dalam sekolah daring seperti ini terdapat
kekurangan dan batasan-batasan tertentu, maka orang tua yang memberikan
pendidikan kreativitas dan pembangunan karakter agar kesehatan mentalnya
terjaga selama pandemi seperti ini. Pernyataan menurut Durkheim dalam
pendidikan yaitu pendidikan dipandang dalam suatu ‘social thing’ kemunculan
bukan hanya sebagai bentuk yang bermacam-macam tetapi mengikuti banyaknya
perbedaan dalam masyarakat artinya masyarakat ini secara keseluruhan merupakan
sumber penentu cita-cita yang dapat dilaksanakan dalam lembaga pendidikan.
Suatu masyarakat dapat bertahan hidup ketika suatu tingkat homogenitas yang
memadai di kalangan para warganya, keseragaman yang dituntut secara
esensial merupakan upaya diperketatnya dunia pendidikan. Pendidikan memerlukan
bantuan masyarakat sekitar serta bantuan tenaga ahli yang kompeten seperti
halnya sosiologi pendidikan yang sangat berpengaruh pada sistem pendidikan.
Komentar
Posting Komentar