Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

PARADIGMA MENGKAJI SIFAT-SIFAT ALLAH (3)

Gambar
  Oleh : Ustaz  Muafa  (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) Terkait hal kedua, penjelasannya begini. Hadis lelaki yang berwasiat supaya dibakar jelas menunjukkan bahwa yang menyelamatkan seorang hamba adalah rasa takut kepada Allah. Dengan kata lain, ilmu terpenting tentang Allah yang seharusnya diprioritaskan adalah ilmu mengenal-Nya sampai muncul rasa takut kepada-Nya yang digabung dari rasa cinta kepada-Nya. Takut dan cinta ini diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an dan itulah hakikat tauhid sejati dan penghambaan kepada Allah yang asli. Allah berfirman, {إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ} [الملك: 12] Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang takut terhadap Tuhannya meskipun tidak melihat-Nya, mereka akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar”  (Al-Mulk; 12) {وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ} [البقرة: 165] Artinya, “Orang-orang beriman itu amat sangat cintanya kepada Allah”  (Al-Baqoroh; 165) Inilah ilmu tentang Allah yang m

APAKAH MUSNAD ZAID BIN ALI ITU SAHIH

Gambar
  PERTANYAAN السلام عليكم Ustadz, Kemarin ada yang minta saya untuk mentakhrij beberapa hadis dalam musnad imam Zaid bin Ali. Salah satunya disuruh jelaskan kritik sanad. Tetapi di dalam musnad Zaid bin Ali, seluruh hadis hanya memiliki satu jalur, yaitu Zaid, dari ayahnya (Ali), dari kakeknya (sydn Husain) dari sayyidina Ali bin Abi Thalib. Apakah kritik sanad untuk hadis-hadis di dalam musnad dianggap perlu untuk meneliti tingkat validitas hadis? Karena semua tokoh dalam jalurnya pasti tsiqah karena masih cicit Rasulullah Saw. Dan apakah tsiqahnya para perawi itu menunjukkan hadis-hadis di dalam musnad tsb Shahih semuanya?? (Rudy, Aceh) JAWABAN Oleh : Ustaz  Muafa  (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) وعليكم السلام ورحمة الله Perawi  Musnad Zaid  adalah ‘Amr bin Kholid Al-Wasithi. Dia terkenal sebagai pemalsu hadis. Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma’in menisbahkannya pada kedustaan. Waki’ juga menisbahkannya pada pemalsu hadis. Saat belum ketahuan belangnya, Amr bin Kholid Al-Wasithi

APAKAH SEMUA YANG TIDAK DILAKUKAN NABI DIHUKUMI BID’AH?

Gambar
  Oleh: Ust. Muafa Sesuatu yang tidak dilakukan Nabi ﷺ tidak bisa serta merta langsung dihukumi bid’ah yang bermakna haram karena apa yang ditinggalkan/tidak dilakukan Nabi ﷺ memiliki sejumlah kemungkinan makna. Sesuatu yang ditinggalkan/tidak dilakukan Rasulullah ﷺ bisa karena  hukumnya tidak wajib . Misalnya berwudhu setelah memakan makanan yang dimasak api. Rasulullah ﷺ tidak berwudhu setelah memakan makanan yang dimasak oleh api. Wudhu  yang ditinggalkan Rasulullah ﷺ ini bermakna hukum melakukannya tidak wajib. Maksudnya, tidak wajib orang yang memakan makanan yang dimasak dengan api untuk berwudhu sesudahnya. Abu Dawud meriwayatkan; سنن أبى داود – م (1/ 75) عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ آخِرُ الأَمْرَيْنِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَرْكَ الْوُضُوءِ مِمَّا غَيَّرَتِ النَّارُ “Dari Jabir dia berkata; Akhir dari dua perkara dari Rasulullah ﷺ adalah; Beliau tidak berwudhu karena makan sesuatu yang disentuh api (H.R.Abu Dawud) Bisa juga Rasulullah ﷺ meninggalkan sesuatu kare

HUKUM SHALAT TA’QIB

Gambar
  Oleh: Ust. Muafa Yang dimaksud dengan salat ta’qib (صَلاَةُ التَّعْقِيْب) adalah salat tambahan yang dikerjakan setelah salat tarawih. Ta’qib berasal dari kata  ‘aqqoba  (عَقَّبَ) yang bermakna menyusulkan. Jadi, dalam bahasa mudah salat ta’qib bermakna salat  susulan . Ibnu Al-Atsir berkata; النهاية في غريب الأثر (3/ 526، بترقيم الشاملة آليا) التعْقيبُ هو … صلاة النَّافلة بعد التَّراويح “Ta’qib adalah… salat nafilah setelah tarawih” Definisi senada diungkapkan oleh Az-Zamakhsyari; الفائق في غريب الحديث و الأثر (3/ 13) هو أنْ يصلُّوا عَقبَ التراويح “Ta’qib adalah salat setelah tarawih” Berdasarkan definisi di atas, bisa dikatakan bahwa salat ta’qib adalah  salat tarawih sesi dua . Bisa juga katakan dengan ungkapan lain bahwa salat jenis ini adalah salat yang memisah salat tarawih menjadi dua sesi; Sesi pertama di awal malam, yakni setelah Isya, sesi kedua di akhir malam (umumnya setelah tidur). Kaum muslimin sendiri secara fakta memiliki empat variasi dalam mengerjakan salat tarawih:

PELAJARAN DARI PERANG HARROH

Gambar
  BAHAYA BERBICARA POLITIK TANPA ILMU Oleh: Ustadz  Muafa Tahun 63 H kejadiannya. Perang Harroh (وقعة الحرة) adalah perang yang terjadi antara penduduk Madinah dengan Yazid bin Mu’awiyah yang waktu itu menggantikan bapaknya; Mu’awiyah menjadi Khalifah melalui sistem pewarisan tahta. Di perang ini, Ibnu Shoyyad -lelaki Yahudi yang dicurigai sebagai Al-masih Ad-Dajjal- hilang. Cerita perang ini: Penduduk Madinah melepas baiat kepada Yazid dan menyatakan memberontak memilih pemimpin sendiri. Yazid murka, lalu mengirim sekitar 10.000 tentara. Penduduk Madinah kalah, tentara yang menang diizinkan pemimpinnya yang bernama Muslim bin Uqbah “menghalalkan” Madinah (melakukan istibah) selama tiga hari. Selama 3 hari itu mereka membunuh, merampas harta, dan memperkosa wanita-wanita muslimah! Apa?! Memperkosa wanita-wanita muslimah? Benar, demikian keterangan Ibnu Taimiyyah yang dibenarkan oleh Ibnu Katsir. Bukan muslimah biasa, tapi mereka adalah wanita-wanita milik sebagian shahabat yang masih h